Ibadah Raya Surabaya, 23 November 2025 (Minggu Siang)
[reload halaman ini - auto reload 5 menit]

Salam sejahtera dalam Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.

Wahyu 22: 6-21 menunjuk pada tujuh peringatan/nasihat/teguran kepada sidang jemaat akhir zaman, supaya menjadi sempurna seperti Yesus dan tampil sebagai mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan masuk Yerusalem baru selamanya--angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan.



  1. Ayat 7= peringatan pertama: peringatan yang dikaitkan dengan kebahagiaan dalam menerima firman nubuat (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 24 November 2024 sampai Ibadah Raya Surabaya, 15 Desember 2024).



  2. Ayat 8-9= peringatan kedua: peringatan tentang penghormatan dan penyembahan (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 18 Desember 2024 sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Januari 2025).



  3. Ayat 10= peringatan ketiga; peringatan untuk tidak memeteraikan firman nubuat--firman pengajaran yang benar; wahyu dari Tuhan--, karena waktunya sudah singkat (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Januari 2025 sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Januari 2025).



  4. Ayat 11-12= peringatan keempat: peringatan tentang dua macam arus di dunia: kesucian atau kenajisan. Kita harus tegas memilih (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 26 Januari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 26 Februari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 26 Februari 2025).



  5. Ayat 13-16= peringatan kelima: peringatan tentang membasuh jubah. (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 23 April 2025)



  6. Ayat 17= peringatan keenam: peringatan tentang tugas gereja Tuhan, yaitu bersaksi dan mengundang (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2025 sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 Mei 2025).



  7. Wahyu 22: 18-21
    22:18. Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
    22:19. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
    22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
    22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

    Peringatan ketujuh: peringatan untuk siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali di awan-awan permai, yang dikaitkan dengan dua hal:



    1. Ayat 18-19= peringatan untuk tidak menambah dan mengurangi--merubah--firman nubuat/firman pengajaran yang benar.
      Kalau mau bertemu Yesus di awan yang permai, kembali ke alkitab (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 18 Mei 2025 sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Juni 2025).
      Untuk kembali ke Firdaus kita harus kembali ke alkitab. Keadaan dulu dan sekarang harus sesuai dengan firman, bukan firman yang mengikuti.



    2. Ayat 21= peringatan untuk selalu hidup dalam kasih karunia Tuhan (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 29 Juni 2025).


AD. 7B

Ayat 20= kita harus selalu siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai.

Selalu siap sedia artinya berusaha sungguh-sungguh lebih dari segala perkara di dunia, supaya tidak ketinggalan saat Yesus datang kembali.
Kalau ketinggalan, semua yang kita peroleh di dunia akan jadi sia-sia dan binasa selamanya di neraka.

'Ya, Aku datang segera'= kesiapan Yesus untuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Kepala.

'Amin, datanglah Tuhan Yesus'= kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita sorga--tubuh--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Yesus dan gereja Tuhan sudah siap, sehingga terjadi pertemuan antara Yesus, Mempelai Pria Sorga--Kepala--dengan gereja Tuhan, mempelai wanita sorga--tubuh--di awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, yang merupakan pintu masuk ke kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang)--Wahyu 20--, dan Yerusalem baru selamanya (Wahyu 21-22).

Wahyu 3: 21
3:21. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya.

Karena itu, selama kita hidup di dunia kita harus merasakan suasana takhta sorga yang semakin hari semakin jelas. Kita mulai tidak terlalu terpengaruh dengan suasana dunia, sampai satu waktu kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.

Bagaimana caranya?
Wahyu 4: 6-7
4:6. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Ada empat makhluk di takhta sorga.
Matius 4: 18-22
4:18. Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
4:19. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
4:20. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
4:21. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu
Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
4:22. dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Di sini ada lima orang, tetapi yang dipanggil empat orang.
Jadi, di bumi ada empat murid. Dari penjala ikan menjadi penjala manusia--imam-imam. Mereka sedang bekerja, tetapi tiba-tiba jadi penjala manusia. Ini adalah kewibawaan Yesus. Dia tampil sebagai Imam Besar dan Raja segala raja--kepala dari imam-imam dan raja-raja--mampu melepaskan kita dari ikatan kesibukan di dunia untuk bisa melayani Dia.

Yesus melayani sesuai dengan pola kerajaan sorga; suasana takhta sorga, karena itu dari lima orang Ia hanya memanggil empat orang.

Jadi, pelayanan kita harus menampilkan takhta sorga di bumi.
Dalam pelayanan kita berpindah dari suasana dunia ke suasana takhta sorga. Tidak rugi!
Melayani Tuhan itu berarti diangkat.
Kalau bimbang terhadap kuasa dan pribadi Tuhan, justru kita tambah turun. Contohnya Petrus diangkat tetapi tenggelam.

Tuhan memanggil kita supaya kita merasakan suasana takhta sorga dan menampilkan suasana sorga di di bumi.

Jadi, pelayanan di dunia harus sesuai dengan kerajaan sorga.
Praktiknya:



  1. Tadi ayahnya ditinggal, artinya: tidak boleh dipengaruhi oleh daging dengan segala keinginan, emosi, perasaannya--takut, sungkan, merasa kasihan tetapi tidak sesuai dengan firman--dan sebagainya.

    Kita murni melayani dalam urapan Roh Kudus.



  2. Terjadi pemisahan antara yang benar dan tidak benar; antara anak dan orang tua; antara kakak dan adik dan sebagainya, sampai dua orang di tempat tidur--suami istri--bisa terpisah.

    Apa yang membuat perpisahan? Bergantung pada pilihannya. Kalau memilih daging pasti akan terpisah. Kalau memilih sorga, pasti akan jadi satu selamanya.


Empat makhluk--empat murid--menunjuk pada empat sifat tabiat Yesus:



  1. Petrus--singa--= Yesus sebagai raja.

  2. Andreas--lembu--= Yesus sebagai hamba.

  3. Yakobus--manusia--= Yesus sebagai manusia yang sengsara.

  4. Yohanes--burung nasar--= Yesus sebagai Anak Allah.


Yesus adalah Raja, tetapi Dia juga hamba--horizontal Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa dan sempurna, tetapi Dia juga manusia yang sengsara--vertikal.
Kalau ditarik garis, akan menjadi salib.

[gambar salib]

Jadi, empat murid adalah pelayan Tuhan yang mengalami jalan salib.

Jadi, kita harus lewat jalan salib, supaya bisa mengalami suasana takhta sorga di dunia sampai benar-benar duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.
Di balik salib adalah kemuliaan/takhta sorga.
Yang belum melayani, mari melayani. Setelah melayani Tuhan harus mengikuti jalan salib.

Praktik jalan salib dalam kehidupan sehari-hari:



  1. 1 Petrus 4: 1-2
    4:1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
    4:2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi
    menurut kehendak Allah.

    Praktik pertama: sengsara daging bersama Yesus untuk:



    • Berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan= bertobat.
      Kita bertobat terutama dari delapan dosa yang membawa ke takhta Setan--neraka.

      Wahyu 21: 8
      21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7) dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

      Penakut= takut pada sesuatu sampai melawan Tuhan.
      Contoh: takut nilai jelek lalu menyontek; takut berkorban untuk Tuhan.

      Kalau takut berkorban untuk Tuhan, pasti akan mengorbankan Tuhan seperti Yudas Iskariot. Ada orang mengurapi Yesus dengan minyak, dia malah marah.

      'orang-orang keji' = jahat.
      'orang-orang pembunuh' = benci tanpa alasan.
      'orang-orang sundal' = kenajisan.

      Kita harus bertobat dari delapan dosa yang membawa kita kepada suasana takhta Setan--neraka. Tinggalkan semua, dan kita akan beralih kepada suasana kebenaran. Kita hidup dalam kebenaran dan menjadi senjata kebenaran--melayani Tuhan dengan setia dan benar--, sehingga kita mengalami suasana takhta sorga.

      Takhta sorga adalah kebenaran--'carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya!'



    • 'menurut kehendak Allah'= taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar sekalipun bertentangan dengan daging.

      Kalau taat kepada kehendak Tuhan, kita akan dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus dengan dasar yang kuat.

      Matius 7: 24-25
      7:24. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
      7:25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi
      rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

      'perkataan-Ku' = perkataan Yesus; firman yang dibukakan rahasianya ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Inilah firman pengajaran yang benar.

      Hasilnya:



      1. Kita menjadi orang bijaksana; kita menerima hikmat sorga.

        Pengkhotbah 10: 10
        10:10. Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

        'Jika besi menjadi tumpul ' = krisis.
        'orang harus memperbesar tenaga' = inilah rumus dunia. Saat krisis, kerja dipacu terus sampai tidak bisa beribadah.

        Sistem Setan adalah sibuk di dunia sampai meninggalkan Tuhan, sehingga lebih sengsara dan dekat dengan takhta setan.
        Dulu, saat Musa diperintahkan Tuhan mengeluarkan bangsa Israel ke padang gurun untuk beribadah kepada Tuhan, Firaun malah memperberat kerja paksa bangsa Israel--jerami tidak diberikan tetapi batu bata harus tetap sama. Semakin dipersulit untuk beribadah.

        Menghadapi krisis di akhir zaman, yang terpenting adalah mengandalkan hikmat Tuhan. Ini yang mampu menjamin keberhasilan hidup kita.
        Hikmat= firman yang dipraktikkan.



      2. Kita juga dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--rumah rohani di atas kurban Kristus--, sehingga kita tahan uji menghadapi serangan Setan tritunggal:



        1. Hujan lebat= Setan dengan roh najis.



        2. Angin kencang= nabi palsu dengan ajaran palsu dan gosip.



        3. Banjir= Antikris dengan kekuatan Mamon



      Semuanya menghantam pembangunan tubuh Kristus mulai dari nikah. Hati-hati! Banyak nikah yang hancur.

      Tetapi kalau kita hidup benar, menjadi senjata kebenaran, taat dengar-dengaran--membangun rumah rohani di atas dasar kurban Kristus--, kita akan tahun uji menghadapi serangan Setan tritunggal, sehingga nikah, penggembalaan, dan persekutuan tidak rubuh, sampai menjadi tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Benar-benar duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya.



  2. 2 Korintus 6: 4-5
    6:4. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
    6:5. dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;

    Praktik kedua: sengsara daging untuk melayani Tuhan sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.

    Praktiknya: sabar.

    Ada tiga macam kesabaran dalam pelayanan:



    • Sabar dalam penderitaan.
      Artinya: tidak bersungut-sungut, kecewa, putus asa, dan meninggalkan pelayanan saat menghadapi penderitaan tetapi selalu mengucap syukur, sehingga kita mengalami kekuatan yang berlimpah dari Tuhan.

      Kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan dari Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.

      Dalam penderitaan, tidak boleh mengomel dan menyalahkan orang, tetapi mengucap syukur kepada Tuhan.

      Kisah Rasul 5: 41
      5:41. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

      "Memang ada penderitaan dan gesekan. Sudah bekerja sungguh-sungguh tetapi pekerjaannya tidak diterima. Dulu saat BTIC pertama (tiga pembicara), saya menggunakan rugos untuk menulis nama-namanya semalaman sampai pagi. Setelah bantu pasang bangku lalu ke jalan Johor. Dari situ saya berkenalan dengan Pdt In Juwono dan Pdt Pong. Sesudah itu siang harinya saat saya mengajar di sekolah saya ditelepon: Salah semuanya dan harus dibongkar. Inilah namanya sabar dalam penderitaan. Padahal saat itu saya bukan pengerja."



    • Sabar dalam menunggu waktu Tuhan.
      Seperti petani mencangkul, menanam benih, menyiram, tidak mungkin besok langsung berbuah. Harus sabar menunggu waktu Tuhan.

      Yohanes 7: 6
      7:6. Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

      Tuhan belum menolong berarti Ia masih sibuk dengan kerohanian kita--masih banyak kekurangan dan kelemahan; dosa-dosa dan sebagainya. Ia mau meningkatkan kerohanian kita lebih dulu.

      Bagi kita selalu ada waktu, artinya:



      1. Kita selalu ada waktu untuk koreksi diri sesuai dengan ketajaman pedang firman. Kalau ditemukan dosa, kita harus mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.



      2. Kita ada kesempatan untuk menyerah dan berharap sepenuh kepada Tuhan. Kita hanya menyembah Tuhan.



      Kalau segala dosa sudah disingkirkan, kita sudah berserah dan menyembah, itulah waktu-Nya Tuhan bekerja dalam hidup kita. Dia akan menyelesaikan semuanya. Kita tidak hancur karena rohani kita sudah ditolong.
      Kalau hanya jasmani yang ditolong, lama-lama kita tidak akan memperhatikan yang rohani, sehingga kita hancur.

      Saat ada masalah, justru saatnya kita mendengar firman. Tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah tanpa mendengar firman.

      Kalau sudah waktunya Tuhan, semua akan jadi indah.



    • Sabar dalam menantikan kedatangan Yesus kedua kali.

      Roma 8: 25
      8:25. Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

      'mengharapkan apa yang tidak kita lihat'= terutama mengharapkan kedatangan Tuhan kedua kali--terangkat di awan permai masuk perjamuan kawin Anak Domba, sampai masuk Firdaus dan duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.
      Artinya: kita harus tekun dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.

      Kita tergembala pada firman pengajaran yang benar, bukan yang lain.
      Yang penting kita tetap melekat pada firman pengajaran yang benar. Setan mendatangkan masalah, penderitaan, supaya kita lepas dari pokok, sehingga tidak ada lagi harapan.

      Tetapi selama ranting tetap melekat pada pokok anggur yang benar, cepat atau lambat akan ada hasilnya.

      Hasilnya:



      1. Bertumbuh secara kualitas dan kuantitas. Kita semakin disucikan dari dosa-dosa dan puncaknya dosa, sehingga bisa hidup dalam kesucian.

        Kalau bertumbuh secara kualitas, kuantitas juga akan bertumbuh. Yang jasmani akan bertumbuh, tidak mungkin tidak. Semua ditambahkan oleh Tuhan.



      2. 'Bapa-Kulah pemeliharanya'= kita dipelihara oleh Tuhan secara langsung. Kita hidup dari kemurahan Tuhan, bukan dari yang lain.

        Tuhan sebagai Gembala Agung dan Imam Besar sanggup memelihara kita di tengah kesulitan dunia lewat kemurahan-Nya yang tak terbatas oleh apapun.
        Gaji dan sebagainya terbatas, tetapi kemurahan Tuhan tidak terbatas.

        Kita dipelihara sampai kita berkata: Takkan kekurangan aku.
        Artinya: kita hidup berkelimpahan:



        1. Menjadi berkat bagi orang lain dan pekerjaan Tuhan--tidak egois.



        2. Segala yang kita butuhkan Tuhan sediakan tepat pada waktunya.



        3. Kita aktif dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--Kanaan berlimpah susu dan madu; Kanaan menunjuk pada kegerakan Roh Kudus hujan akhir.



        4. Sempurna seperti Yesus. Ini adalah buah yang paling manis; buah mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.



    Mau ke takhta sorga, mulai sekarang bersuasana takhta sorga sampai benar-benar duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.

    Hanya ada satu jalan yaitu jalan salib. Bertobat, hidup benar, taat dengar-dengaran, dan rela sengsara daging untuk melayani Tuhan. Praktiknya: sabar dalam penderitaan, sabar menunggu waktu Tuhan, dan sabar menanti kedatangan Yesus kedua kali.



  3. 2 Korintus 4: 16-17
    4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
    4:17. Sebab
    penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

    'penderitaan ringan' = jangan membesarkan penderitaan. Inilah cara Setan untuk mengganggu Israel saat mau masuk ke Kanaan: 'firman memang benar, tetapi ada suku Enak yang memakan manusia.' Ini membesarkan pencobaan daripada firman. Seringkali kita terjebak.

    Penderitaan ringan karena dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima. Jadi, jangan membesarkan masalah.

    Praktik ketiga: sengsara daging tanpa dosa; sengsara daging kehendak Tuhan; sama dengan mengalami percikan darah.

    Mengapa kita harus mengalami percikan darah?



    • Mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari tidak tawar hati--kuat teguh hati.

      Begitu Harun memercikkan darah dan menaikkan dupa, terjadi shekinah glory--kemuliaan; keubahan.

      Menghadapi percikan darah harus banyak menyembah--menaikkan dupa--, kalau tidak, tidak akan kuat--bisa menyangkal Tuhan.

      Kuat teguh hati artinya: tidak kecewa, putus asa, dan tinggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi, tetapi tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran sehingga tidak berbuat dosa; tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan; tetap menyembah Tuhan--percaya dan berharap sepenuh pada Tuhan.

      Mazmur 27: 14
      27:14. Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

      Kuat teguh hati adalah landasan yang kuat untuk menantikan kedatangan Tuhan, sekaligus menaikkan kita ke awan-awan yang permai saat Dia datang kembali.



    • Menerima kasih karunia Tuhan.
      1 Petrus 2: 19
      2:19. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

      Kita hidup dalam kemurahan dan belas kasih Tuhan.
      Kalau ada jalan salib, akan ada kemurahan dan belas kasih Tuhan.

      Hasilnya:



      1. Kasih karunia Tuhan sanggup menyelamatkan kita sekeluarga.

        Kejadian 6: 8
        6:8. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

        Ini sama dengan keselamatan mempelai--dulu empat pasang mempelai yang masuk bahtera Nuh.
        Artinya: Tuhan sanggup melindungi kita dari celaka marabahaya, hukuman Allah, dosa dan puncaknya dosa, ajaran palsu, kehancuran nikah dan buah nikah, penghukuman Tuhan yang akan datang sampai kiamat-neraka (tiga kali tujuh hukuman), Antikris yang berkuasa di bumi tiga setengah tahun. Kita selamat. Kita disingkirkan ke padang gurun, jauh dari mata Antikris yang berkuasa di bumi. Kita dilindungi dan dipelihara langsung oleh Tuhan sampai sempurna saat Tuhan datang kembali.

        Kita juga mengalami kebahagiaan sorga di tengah-tengah kita, sehingga kita menjadi saksi Tuhan.



      2. Kasih karunia Tuhan sanggup memberikan keberhasilan mempelai.

        Kejadian 39: 21, 23
        39:21. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
        39:23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya
        dibuat TUHAN berhasil.

        'kasih setia-Nya' = kemurahan Tuhan.

        Yusuf dimasukkan dalam penjara--serba terbatas--, tetapi tangan kasih Tuhan tidak terbatas, sehingga Yusuf bisa berhasil dan indah pada waktunya.

        Mari, sungguh-sungguh berjalan di jalan salib supaya hidup dalam tangan kasih karunia Tuhan!



      3. Kasih karunia Tuhan sanggup menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Yesus.

        Wahyu 22: 20-21
        22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
        22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

        Kita menjadi mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita mengalami kemuliaan mempelai.

        Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru. Kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya


Kita masih hidup di dunia tetap harus merasakan suasana takhta sorga lewat jalan salib, sampai berada di dalam tangan kasih karunia Tuhan.

Tuhan memberkati.