Ibadah Raya Surabaya, 30 November 2025 (Minggu Siang)
[reload halaman ini - auto reload 5 menit]
Salam
sejahtera dalam Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.
Wahyu
22: 6-21 menunjuk pada tujuh
peringatan/nasihat/teguran kepada sidang jemaat akhir zaman,
supaya menjadi sempurna seperti Yesus dan tampil sebagai mempelai
wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai dan masuk Yerusalem baru selamanya--angka tujuh
menunjuk pada kesempurnaan.
- Ayat
7= peringatan
pertama: peringatan
yang dikaitkan dengan kebahagiaan dalam menerima firman nubuat
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 24 November 2024
sampai Ibadah
Raya Surabaya, 15 Desember 2024).
- Ayat
8-9= peringatan kedua:
peringatan
tentang penghormatan dan penyembahan
(diterangkan pada Ibadah
Doa Surabaya, 18 Desember 2024
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 08 Januari 2025).
- Ayat
10= peringatan
ketiga; peringatan
untuk tidak memeteraikan firman nubuat--firman pengajaran yang
benar; wahyu dari Tuhan--, karena waktunya sudah singkat
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 09 Januari 2025
sampai Ibadah Pendalaman
Alkitab Malang, 23 Januari 2025).
- Ayat
11-12= peringatan keempat: peringatan
tentang dua macam arus di dunia:
kesucian atau kenajisan. Kita harus tegas memilih (diterangkan pada
Ibadah
Raya Surabaya, 26 Januari 2025
sampai Ibadah Doa
Surabaya, 26 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 26 Februari 2025).
- Ayat
13-16= peringatan
kelima: peringatan
tentang membasuh jubah.
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 23 April 2025)
- Ayat
17= peringatan keenam: peringatan
tentang tugas gereja Tuhan, yaitu bersaksi dan mengundang
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2025
sampai Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 15 Mei 2025).
-
Wahyu
22: 18-21
22:18.
Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika
seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab
ini. 22:19.
Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini." 22:20.
Ia yang memberi kesaksian tentang
semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin,
datanglah, Tuhan Yesus! 22:21.
Kasih karunia Tuhan Yesus
menyertai kamu sekalian! Amin.
Peringatan
ketujuh: peringatan
untuk siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali di awan-awan permai,
yang dikaitkan dengan dua hal:
- Ayat
18-19= peringatan untuk tidak menambah dan
mengurangi--merubah--firman nubuat/firman pengajaran yang benar.
Kalau mau bertemu Yesus di awan yang permai, kembali ke alkitab
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 18 Mei 2025 sampai Ibadah
Raya Surabaya, 22 Juni 2025). Untuk kembali ke
Firdaus kita harus kembali ke alkitab. Keadaan dulu dan sekarang
harus sesuai dengan firman, bukan firman yang mengikuti.
- Ayat
21= peringatan untuk selalu hidup dalam kasih karunia Tuhan
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 29 Juni 2025).
AD.
7B Ayat
20= kita harus selalu siap sedia untuk menantikan dan menyambut
kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai.
'Ya,
Aku datang segera'=
kesiapan Yesus untuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan
sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Kepala.
'Amin,
datanglah Tuhan Yesus'=
kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita
sorga--tubuh--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai.
Yesus dan gereja Tuhan sudah siap,
sehingga terjadi pertemuan antara Yesus, Mempelai Pria
Sorga--Kepala--dengan gereja Tuhan, mempelai wanita sorga--tubuh--di
awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, yang
merupakan pintu masuk ke kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang
akan datang)--Wahyu 20--, dan Yerusalem baru selamanya (Wahyu
21-22).
Kitab Kejadian dimulai dengan nikah jasmani antara
Adam dan Hawa. Pada mulanya nikah Adam dan Hawa adalah nikah yang
mulia; sepadan--satu iman, satu pengajaran, satu baptisan, satu
pelayanan, dan satu penggembalaan seperti satu bahtera Nuh.
Nikah
manusia ditempatkan di taman Eden, tetapi Setan datang dalam bentuk
ular untuk merusak nikah Adam dan Hawa, sehingga mereka tidak taat
pada firman, dan berbuat dosa. Akibatnya: diusir dari taman Eden
ke dalam dunia yang terkutuk.
Di dalam dunia, semua manusia
sudah berbuat dosa, sehingga banyak nikah yang berbuat dosa; terjadi
kehancuran nikah dan buah nikah, sehingga hidup dalam suasana
kutukan: letih lesu, beban berat, susah payah, dan air mata. Kalau
dibiarkan, akan binasa selamanya di neraka.
Karena itu, Tuhan
memberikan peringatan dan sekaligus Ia mengundang.
Wahyu
19: 9 19:9.
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang
diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Nikah
sudah berbuat dosa, hancur, dan menuju kebinasaan, karena itu Tuhan
memberikan peringatan kepada kita dan sekaligus Ia mengundang
kehidupan dan nikah yang sudah hancur untuk menjadi mulia, dan layak
untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, masuk perjamuan kawin
Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang),
dan Yerusalem baru.
Ini adalah kemurahan Tuhan. Sekalipun
sudah diberi peringatan tetapi banyak yang tidak menghiraukan. Karena
itu Ia masih mengundang kita.
Dengan
apa Tuhan mengundang?
Kabar mempelai (Wahyu 19: 9, Matius 25: 6).
Dua macam
pemberitaan firman:
-
Firman
penginjilan/kabar baik/Injil keselamatan, yaitu Injil yang
memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dalam dunia
sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di
kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Efesus
1: 13 1:13.
Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu--di
dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh
Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Amsal
25: 25 25:25.
Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar
baik
dari negeri yang jauh.
Sikap
kita:
menerima--mendengar dan dengar-dengaran--firman penginjilan,
sehingga kita bisa:
- Percaya
kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
- Bertobat;
berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan--mati terhadap
dosa.
- Masuk
baptisan air yang benar.
Baptisan air yang benar adalah orang
yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus
dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam
air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi
(Roma 6: 4; Titus 2: 12).
- Baptisan
Roh Kudus. Ini adalah hidup baru kita setelah masuk baptisan air
yang benar.
Kalau baptisannya tidak benar, berarti belum
dibaptis.
Kalau baptisannya benar, kita akan menerima
baptisan Roh Kudus, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Kita
selamat dan diberkati.
-
Firman
pengajaran/kabar mempelai/cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali
dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga
untuk menyucikan dan mengubahkan orang-orang yang sudah selamat
sampai pada kesempurnaan untuk layak menyambut kedatangan Yesus
kedua kali di awan-awan yang permai. Kemudian masuk perjamuan kawin
Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang),
dan Yerusalem baru selamanya
2
Korintus 4: 3-4 4:3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa, 4:4. yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus,
yang adalah gambaran Allah.
Sudah
selamat dan diberkati, tetapi belum tahu harus ke mana. Karena itu
perlu firman pengajaran.
Jadi,
kita harus menerima penginjilan dan pengajaran.
Waspada!
Ada ilah zaman ini. 2
Korintus 4: 4 4:4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
yang adalah gambaran Allah.
Ilah
zaman ini adalah berhala
lembu emas. Inilah
yang menghalangi pemberitaan kabar mempelai, dan berhala ini bertahan
bahkan meningkat sejak dari Israel keluar dari Mesir sampai nanti
saat gereja Tuhan akan keluar dari dunia.
Berhala lembu emas
menunjuk pada kekerasan
hati.
Keluaran
32: 9 32:9.
Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan
sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar
tengkuk.
'tegar
tengkuk'
= keras hati.
Banyak
gereja Tuhan yang menolak undangan Tuhan/pemberitaan kabar mempelai
karena mempertahankan kekerasan hati.
Sikap
kita terhadap undangan Tuhan--kabar mempelai--sama dengan sikap hati
kita, yaitu kita
harus menerima kabar mempelai dengan hati lembut.
Dalam
menyambut kedatangan Tuhan kedua kali harus jaga
perhatian--memperhatikan firman pengajaran dan kemurahan Tuhan.
Sekarang, jaga hati. Jangan keras hati, tetapi hati yang
lembut.
Praktik
hati lembut:
-
Yakobus
1: 19-22
1:19.
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat
untuk mendengar,
tetapi lambat
untuk berkata-kata,
dan juga lambat untuk marah; 1:20. sebab amarah manusia tidak
mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. 1:21. Sebab itu buanglah
segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. 1:22. Tetapi hendaklah kamu
menjadi
pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu
menipu diri sendiri.
Yang
pertama: bisa
menerima firman Allah/kabar mempelai sekeras dan setajam
apapun.
Contoh:
perempuan Kanaan bisa menerima saat Tuhan berkata: Tidak
patut mengambil roti untuk anak-anak dan dilemparkan kepada anjing.
Prosesnya
yaitu cepat mendengar. Artinya:
- Kita
harus meningkat dari mendengar firman penginjilan ke pengajaran.
- Mendengar
kabar mempelai dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan
sampai mengerti, percaya--menjadi iman di dalam hati--, dan
melakukannya--'menjadi
pelaku firman'.
Bukti
mengerti firman
adalah lambat berkata-kata; sama dengan banyak berdiam
diri--koreksi diri oleh ketajaman pedang firman.
Banyak
berkata-kata, pasti banyak mengatakan kesalahan orang lain.
Kalau
firman jadi iman di dalam hati, hati akan terharu, sehingga kita
bisa sadar akan kekurangan, menyesal, dan mengaku dosa kepada Tuhan
dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Saat itu
kita diselamatkan dan diberkati oleh Tuhan.
'menjadi
pelaku firman'=
kita mempraktikkan kabar mempelai dalam kehidupan sehari-hari; taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat
sampai mati di kayu salib--, sehingga kita mengalami penyucian dan
pembaharuan dari manusia berdosa menjadi manusia
sempurna--mulia--seperti Yesus untuk masuk perjamuan kawin Anak
Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan
Yerusalem baru selamanya.
Permulaan
menjadi sempurna adalah tidak
ada dusta. Selama
masih ada dusta, tidak akan bisa mulia seperti Yesus. Dusta
diubahkan jadi jujur--ya katakan ya, tidak katakan tidak.
Kalau
berdusta, tidak akan ada harapan untuk menyambut kedatangan Tuhan
kedua kali. Kalau berdusta akan mengarah ke Setan--bapa
pendusta.
Kita jujur mulai dari jujur soal
pengajaran--pribadi Tuhan. Titus
2: 7 2:7.
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur
dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
Pengajarannya
benar, kita harus katakan itu benar, kita dengar, lakukan, dan
doakan. Pengajarannya salah, jangan pernah mendengar satu
kalipun. Firman pengajaran yang benar itu ada dalam alkitab.
Mari kita baca ayat menerangkan ayat. Jangan mencampur
pengajaran! Kalau dicampur, akan binasa.
Ibrani
13: 4-5 13:4.
Hendaklah kamu semua penuh
hormat terhadap perkawinan
dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang
sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. 13:5. Janganlah
kamu menjadi hamba uang
dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah
telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau
dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
'penuh
hormat'
= jujur.
Kalau jujur soal pengajaran, akan bisa jujur soal
nikah dan keuangan.
Jujur dalam nikah rumah tangga artinya
- Menjaga
kebenaran nikah sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
- Menjaga
kesucian nikah mulai dari permulaan nikah! Jangan ada
perselingkuhan.
- Menjaga
kesatuan nikah lewat saling mengaku dan mengampuni. Kalau bersalah
mengaku, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau benar,
mengampuni dan melupakannya.
Kalau
menjaga kebenaran, kesucian, dan kesatuan nikah, nikah akan mencapai
perjamuan kawin Anak Domba.
Jujur soal keuangan (ayat 5).
Dalam berkat yang kita terima dari Tuhan, ada tiga orang yang harus
kita ingat:
- Tuhan
yang memberi berkat. Kita ingat lewat mengembalikan persepuluhan
dan persembahan khusus.
- Sesama
yang membutuhkan. Kita harus memberi dan mengunjungi sesama yang
membutuhkan.
- Berkat
untuk kita nikmati dan memuliakan Tuhan, bukan untuk berfoya-foya.
Setelah
itu baru bisa jujur dalam perkataan dan segala hal.
Hasilnya:
'Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau'=
Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Dia tampil sebagai kepala yang
mati di Bukit Tengkorak untuk bertanggung jawab atas hidup
kita. Tuhan memelihara dan melindungi kita secara ajaib--seperti
anak ayam di bawah kepak sayap induknya. Sehebat apapun kita di
akhir zaman ini, kita hanya seperti anak ayam. Kita tidak hidup dari
gaji, dan sebagainya, tetapi dari Tuhan.
Tuhan mampu menolong
kita untuk menyelesaikan semua masalah yang mustahil dan dosa-dosa
sampai kita sempurna.
-
Matius
11: 28-30
11:28.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Yang
kedua: rendah hati dan lemah lembut, sehingga bisa
menerima sesama dalam kelebihan dan kekurangan--apa
adanya.
Terhadap kelebihan sesama kita tidak iri, tetapi
mengucap syukur kepada Tuhan dan mendukung dia--bersekutu dengan dia
untuk mencari caranya supaya bisa berhasil, bukan untuk
berhutang.
Terhadap kekurangan sesama kita harus saling
mengaku dan mengampuni.
Orang rendah hati dan lemah lembut
memiliki tujuh 'saling':
-
Saling
mengaku dan mengampuni.
Efesus
4: 32 4:32.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling
mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Dosa
diselesaikan oleh darah Yesus, dan kita hidup benar.
-
Saling
mendoakan.
Yakobus
5: 16 5:16.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan,
supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya.
Doa
orang benar dijawab oleh Tuhan.
-
Saling
membantu.
Efesus
4: 2 4:2.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu.
Kita
bisa tolong menolong. Tuhan memberikan isteri sebagai penolong,
sehingga nikah bisa saling tolong menolong.
-
Saling
menasihati.
Roma
15: 14 15:14.
Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa
kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan
dan sanggup untuk saling
menasihati.
-
Saling
membangun dalam damai sejahtera.
Roma
14: 19 14:19.
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai
sejahtera dan yang berguna untuk saling
membangun.
Kalau
suami, isteri, anak, orang tua damai sejahtera, maka saling
membangun. Nikah bisa dibangun sampai sempurna dan mencapai
perjamuan kawin Anak Domba.
Kalau hati benci, saling
merobohkan.
-
Saling
memberi hormat.
Roma
12: 10 12:10.
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat.
Suami
isteri saling menghormati. Saling menghormati artinya tidak
sewenang-wenang; tidak menganggap rendah orang lain, mulai dari
dalam nikah.
-
Saling
mengasihi.
Roma
12: 10 12:10.
Hendaklah kamu saling
mengasihi
sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Hasilnya:
- Kita
hidup dalam ketenangan; damai sejahtera, sehingga semua jadi enak
dan ringan.
- Angka
tujuh--tujuh lampu pada pelita emas--artinya tujuh pelita tetap
menyala, sehingga kita sekeluarga tetap dipakai dalam pelayanan
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Semuanya enak dan
ringan, sehingga kita tidak pernah melepaskan pelayanan dan nikah
rumah tangga.
- Kita
bebas dari kegelapan gantang dan tempat tidur.
Kegelapan
gantang= kegelapan ekonomi yang menghancurkan nikah. Kegelapan
tempat tidur= dosa makan minum dan kawin
mengawinkan--percabulan.
Kita mengalami kebahagiaan sorga
sampai masuk nikah yang sempurna yaitu perjamuan kawin Anak Domba.
Inilah
praktik hati yang lembut. Jangan hati keras; menyembah lembu
emas.
Praktik pertama: bisa menerima firman sekeras apapun
dan mempraktikkannya.
Kedua: rendah hati dan lemah lembut;
bisa menerima sesama dalam kelebihan dan kekurangan.
-
Rendah
hati dan lemah lembut, sehingga kita
bisa menyembah Tuhan.
Mazmur
141: 1-3 141:1.
Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku
berseru kepada-Mu,
datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku
berseru kepada-Mu! 141:2. Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti
persembahan ukupan, dan tanganku
yang terangkat
seperti persembahan korban pada waktu petang. 141:3. Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
Menyembah
Tuhan adalah mata tertuju kepada Dia, mulut menyeru nama-Nya, dan
tangan diangkat/diulurkan kepada Dia; sama dengan berseru
berserah kepada Dia.
Kita
seperti bayi yang menangis kepada Tuhan. Kita hanya menunjukkan
kekurangan dan kelemahan kita kepada Tuhan. Kita hanya bergantung
sepenuh pada kasih karunia Tuhan semata-mata.
Wahyu
22:21 22:21.
Kasih
karunia Tuhan Yesus
menyertai kamu sekalian! Amin.
Dijaga!
Jangan
sampai keras hati yaitu mengandalkan diri sendiri dengan kedudukan,
kepandaian, kekuatan dan kekayaannya! Orang keras hati hanya akan
melihat dan menghakimi kekurangan orang lain karena merasa dirinya
hebat; tidak ada kekurangan.
Sudah keras hati pun, Tuhan
masih mau menolong lewat Dia izinkan sesuatu yang luar biasa terjadi
dalam hidup kita, sehingga kita mau tidak mau harus memandang Dia,
mengangkat tangan kepada Dia, dan berseru nama-Nya. Kita kembali
menjadi bayi yang menangis kepada Dia.
Saat Musa masih bayi,
ia selamat. Tetapi setelah dipakai Tuhan, ia keras hati--tidak taat
pada perintah Tuhan untuk berkata pada gunung batu (Musa memukul
gunung batu karena marah terhadap bangsa Israel). Air keluar, tetapi
Musa tidak boleh masuk Kanaan. Tetapi untung di gunung
penyembahan, Musa bisa tampil dan tertolong.
Ingat! Kalau
kita mengalami ujian habis-habisan dan sudah tidak bisa lagi, mari
kembali menjadi seperti bayi yang hanya menangis kepada Tuhan dan
bergantung kepada belas kasih Tuhan.
Contoh
dan hasilnya:
-
Matius
14: 29-32
14:29.
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu
dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 14:30. Tetapi ketika
dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam
lalu berteriak: "Tuhan,
tolonglah aku!" 14:31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 14:32.
Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Petrus
bimbang, artinya merasa lebih hebat dari Tuhan dan membesarkan
pencobaan lebih dari kuasa Tuhan. Tuhan izinkan ia mulai
tenggelam, sehingga ia otomatis mengulurkan tangan--berserah dan
berseru kepada Tuhan.
Tuhan mengulurkan tangan belas
kasih-Nya, sehingga Petrus diangkat.
Mulai tenggelam
artinya semua mulai merosot secara jasmani--pekerjaan, studi dan
sebagainya. Mari, kembali menjadi seperti bayi; pandang Yesus,
berseru dan berserah kepada Dia.
Tuhan
akan mengangkat kita dari kemerosotan;
yang gagal menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
-
Perempuan
yang pendarahan dua belas tahun.
Ia mengandalkan hartanya untuk
ke tabib.
Markus
5: 25-28 5:25.
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan. 5:26.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah
dihabiskannya semua yang ada padanya,
namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya
makin memburuk. 5:27.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di
tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan
menjamah
jubah-Nya. 5:28.
Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh."
Tuhan
izinkan keadaannya makin buruk sampai ia bisa melihat Yesus,
berseru nama-Nya dan mengulurkan tangan untuk menjamah jubah
Yesus.
Ia mengalami kuasa untuk menyelesaikan
semua masalah yang mustahil;
ia mengalami kebahagiaan.
-
1
Petrus 5: 5-6
5:5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah
dirimu
seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 5:6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya.
Kaum
muda merasa hebat sehingga tidak taat pada Tuhan--firman pengajaran
yang benar--, gembala yang benar, dan orang tua yang benar--kaum
muda sombong.
Tuhan izinkan kaum muda untuk direndahkan;
hidupnya dipermalukan sampai sadar dan kembali taat/tunduk pada
orang tua, gembala, dan Tuhan sampai berseru, berserah dan
mengulurkan tangan kepada Tuhan; bergantung pada belas kasih
Tuhan.
Tangan Tuhan diulurkan untuk meninggikan
pada waktunya
(ayat 6).
Dan pada saat kedatangan Yesus kedua kali, kita
ditinggikan di awan-awan yang permai. Artinya kita disucikan dan
diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; mempelai wanita yang siap
untuk menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang
permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu
Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru
selamanya.
Kita
gunakan kesempatan untuk berseru dan berserah kepada Tuhan. Tuhan ada
di tengah kita. Dia mengulurkan tangan kasih karunia-Nya kepada kita
semuanya.
Tuhan memberkati.
|