Ibadah Raya Surabaya, 14 Desember 2025 (Minggu Siang)
[reload halaman ini - auto reload 5 menit]
Salam
sejahtera dalam Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.
Wahyu
22: 6-21 menunjuk pada tujuh
peringatan/nasihat/teguran kepada sidang jemaat akhir zaman,
supaya menjadi sempurna seperti Yesus dan tampil sebagai mempelai
wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai dan masuk Yerusalem baru selamanya--angka tujuh
menunjuk pada kesempurnaan.
- Ayat
7= peringatan
pertama: peringatan
yang dikaitkan dengan kebahagiaan dalam menerima firman nubuat
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 24 November 2024
sampai Ibadah
Raya Surabaya, 15 Desember 2024).
- Ayat
8-9= peringatan kedua:
peringatan
tentang penghormatan dan penyembahan
(diterangkan pada Ibadah
Doa Surabaya, 18 Desember 2024
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 08 Januari 2025).
- Ayat
10= peringatan
ketiga; peringatan
untuk tidak memeteraikan firman nubuat--firman pengajaran yang
benar; wahyu dari Tuhan--, karena waktunya sudah singkat
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 09 Januari 2025
sampai Ibadah Pendalaman
Alkitab Malang, 23 Januari 2025).
- Ayat
11-12= peringatan keempat: peringatan
tentang dua macam arus di dunia:
kesucian atau kenajisan. Kita harus tegas memilih (diterangkan pada
Ibadah
Raya Surabaya, 26 Januari 2025
sampai Ibadah Doa
Surabaya, 26 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 26 Februari 2025).
- Ayat
13-16= peringatan
kelima: peringatan
tentang membasuh jubah.
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 23 April 2025)
- Ayat
17= peringatan keenam: peringatan
tentang tugas gereja Tuhan, yaitu bersaksi dan mengundang
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2025
sampai Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 15 Mei 2025).
-
Wahyu
22: 18-21
22:18.
Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika
seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab
ini. 22:19.
Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini." 22:20.
Ia yang memberi kesaksian tentang
semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin,
datanglah, Tuhan Yesus! 22:21.
Kasih karunia Tuhan Yesus
menyertai kamu sekalian! Amin.
Peringatan
ketujuh: peringatan
untuk siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali di awan-awan permai,
yang dikaitkan dengan dua hal:
- Ayat
18-19= peringatan untuk tidak menambah dan
mengurangi--merubah--firman nubuat/firman pengajaran yang benar.
Kalau mau bertemu Yesus di awan yang permai, kembali ke alkitab
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 18 Mei 2025 sampai Ibadah
Raya Surabaya, 22 Juni 2025). Untuk kembali ke
Firdaus kita harus kembali ke alkitab. Keadaan dulu dan sekarang
harus sesuai dengan firman, bukan firman yang mengikuti.
- Ayat
21= peringatan untuk selalu hidup dalam kasih karunia Tuhan
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 29 Juni 2025).
AD.
7B Ayat
20= kita harus selalu siap sedia untuk menantikan dan menyambut
kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai. Banyak
kegiatan kita di dunia yang butuh ketekunan dan kesungguhan, tetapi
lebih itu, kita harus memiliki persiapan yang rohani, yaitu siap
untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Jangan sampai
ketinggalan! Kalau ketinggalan, semua yang sudah dicapai di
dunia akan menjadi sia-sia bahkan menuju kebinasaan di neraka
selamanya.
'Ya,
Aku datang segera'=
kesiapan Yesus untuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan
sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Kepala.
'Amin,
datanglah Tuhan Yesus'=
kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita
sorga--tubuh--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai.
Yesus dan gereja Tuhan sudah siap,
sehingga terjadi pertemuan antara Yesus, Mempelai Pria
Sorga--Kepala--dengan gereja Tuhan, mempelai wanita sorga--tubuh--di
awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu
19: 9), yang merupakan pintu masuk ke kerajaan Seribu Tahun Damai
(Firdaus yang akan datang)--Wahyu 20--, dan Yerusalem baru selamanya
(Wahyu 21-22).
Kita harus menjaga nikah rumah tangga mulai
dari permulaan dan perjalanan nikah. Yang dijaga adalah
kebenaran--sesuai dengan firman Tuhan--kesucian--tidak ada
kejatuhan--, dan kesatuan--saling mengaku dan mengampuni. Kalau
sudah tahu tidak benar, tetapi tetap melakukan, berarti mencobai
Tuhan, lalu mengambil jalan sendiri. Itulah tujuan dari Setan yaitu
memperlihatkan apa yang dilarang Tuhan sampai kita jatuh. Seperti
Adam dan Hawa--Hawa diperlihatkan buah yang dilarang oleh
Tuhan.
Kalau nikah dijaga akan mencapai perjamuan kawin Anak
Domba. Nikah adalah pintu untuk masuk Firdaus dan kerajaan sorga.
Sangat penting! Perhatikan nikah! Jaga sungguh-sungguh!
Bagaimana
caranya kita bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba sampai Yerusalem
baru?
Kita harus menerima undangan Tuhan.
Wahyu
19: 9 19:9.
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Matius
22: 1-3 22:1.
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 22:2.
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan
perjamuan
kawin untuk anaknya. 22:3.
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang
ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau
datang.
'perjamuan
kawin untuk anaknya'
menunjuk pada perjamuan kawin Anak Domba.
Tuhan mengundang
gereja Tuhan lewat: pemberitaan
kabar mempelai dalam terang Tabernakel
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 07 Desember 2025).
Dua
pemberitaan firman:
-
Firman
penginjilan yang membuat kita percaya Yesus, bertobat, baptisan air,
dan baptis Roh Kudus. Kita selamat dan diberkati.
-
Firman
pengajaran yang mengundang kita untuk masuk perjamuan kawin Anak
Domba.
Kabar
mempelai adalah firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan
Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan
Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai untuk menyucikan dan
mengubahkan gereja Tuhan sampai sempurna seperti Yesus; sama dengan
menjadi mempelai wanita sorga yang layak untuk menyambut kedatangan
Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin
Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang),
dan Yerusalem baru.
Sikap
terhadap undangan:
-
Tidak
mau datang= menolak undangan Tuhan. Artinya: menolak
kabar mempelai
dengan berbagai macam alasan; terlalu lama, terlalu keras dan
sebagainya (diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 11 Desember 2025).
Matius
22: 3 22:3.
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang
ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang
itu tidak mau datang.
Bahkan
orang dalam pengajaran juga menolak pengajaran karena sudah dikuasai
daging.
-
Tidak
mengindahkan kurban Kristus= tidak layak untuk datang.
Artinya:
menghina
dan menolak kurban Kristus/salib.
Matius
22: 4-8 22:4.
Ia
menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada
orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah
kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah
disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin
ini. 22:5.
Tetapi
orang-orang yang diundang itu tidak
mengindahkannya;
ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 22:6.
dan
yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan
membunuhnya. 22:7.
Maka
murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk
membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 22:8.
Sesudah
itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah
tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak
layak untuk itu.
'lembu-lembu
jantan dan ternak piaraanku telah disembelih'
= dulu dalam bentuk korban binatang, tetapi sekarang sudah
digenapkan oleh kurban Kristus. Kita beribadah tidak usah membawa
lembu, kambing, domba, karena sudah digenapkan oleh kurban
Kristus.
Contoh:
Petrus. Matius
16: 21-23 16:21.
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari
pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga. 16:22. Tetapi Petrus
menarik Yesus ke samping
dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal
itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 16:23. Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis.
Engkau suatu batu
sandungan bagi-Ku,
sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan
apa
yang dipikirkan manusia."
Ayat
22= ini bukan karena Petrus mengasihi Yesus, kalau Yesus disalibkan,
maka Petrus sebagai murid Yesus juga akan disalibkan juga. Ini
egois--Petrus menolak salib.
'Enyahlah
Iblis'=
menolak salib sama dengan menjadi batu sandungan dan menjadi sama
dengan Setan. 'apa
yang dipikirkan manusia'=
egois; tidak memikirkan orang lain.
Petrus, hamba Tuhan yang
hebat dan senior--pernah mengalami mujizat berjalan di atas air yang
bergelombang--, tetapi bisa menolak salib. Apalagi kita. Hati-hati!
Jangan merasa lebih kuat dari Petrus!
Filipi
3: 17-18 3:17.
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang
hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. 3:18. Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup
sebagai seteru
salib Kristus.
'Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu'
= rasul Paulus sering mengulang-ulang. Itulah gembala.
Banyak
orang yang menolak salib; menjadi seteru salib. Artinya:
- Tidak
mau sengsara daging karena Yesus; tidak mau sengsara daging karena
perkara rohani: ibadah pelayanan dan sebagainya.
-
Mengikut
Yesus--beribadah melayani Tuhan--hanya untuk mencari perkara
jasmani.
Filipi
3: 19 3:19.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Sekarang,
orang banyak dipancing emosinya untuk datang kepada Tuhan dengan
mengatakan: Datang
kepada Tuhan, nanti diberkati.
Padahal bukan begitu. Beribadah adalah berkorban, bukan mencari
sesuatu. Dulu bangsa Israel beribadah dengan membawa lembu--bagi
yang kaya--, kambing/domba--bagi yang menengah--, burung
tekukur--bagi yang miskin.
Ini sama dengan menjadikan
Yesus sebagai raja dunia, bukan Raja segala raja. Kalau
jadi raja dunia, saat dunia lenyap Yesus juga akan lenyap. Kalau
kita datang ke situ, kita juga akan ikut lenyap.
Kalau kita
mengikuti Yesus Raja segala raja, kita nanti berada di
sorga.
Yohanes
6: 15 6:15.
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa
Dia dengan paksa untuk menjadikan
Dia raja,
Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Matius
4: 8-9 4:8.
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, 4:9. dan berkata kepada-Nya: "Semua
itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku."
Setan
juga ingin menjadikan Yesus sebagai raja dunia. Jadi, manusia
hanya mengikut Yesus karena perkara jasmani, sama dengan mengangkat
Yesus sebagai raja dunia, sehingga menjadi sama dengan Setan.
Akibatnya:
-
Menjadi
batu sandungan.
Matius
16: 23 16:23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu
sandungan bagi-Ku,
sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan
apa yang dipikirkan manusia."
Di
atasnya, Petrus adalah batu karang, tetapi karena menolak salib, ia
jadi batu sandungan. Artinya: menjadi sandungan bagi orang lain,
dan gampang tersandung kepada orang lain. Kalau
mudah tersandung, kita juga akan jadi sandungan bagi orang
lain.
Menjadi
batu sandungan sama dengan menghambat dan menghalangi pembangunan
tubuh Kristus, berarti dipakai dalam pembangunan Babel. Artinya:
jatuh dalam dosa Babel; berbuat dosa dan puncaknya dosa yaitu dosa
makan minum dan kawin mengawinkan.
Filipi
3: 19 3:19.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib
mereka,
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Jangan
mudah tersandung dan jadi batu sandungan! Ini urusan kita pribadi
dengan Tuhan. Suami isteri, anak, orang tua hanya bisa menasihati,
mengajak beribadah dan mendoakan.
Batu sandungan sama
dengan batu kilangan yang diikat di leher. Tinggal pilih! Mau
kalung kasih setia Tuhan atau batu kilangan di leher!
Matius
18: 6 18:6.
"Tetapi barangsiapa menyesatkan
salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih
baik baginya jika sebuah batu
kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam
laut.
'menyesatkan'=
menyandung. Batu kilangan dilemparkan ke dalam laut.
Leher
menunjuk pada doa penyembahan--hubungan kepala dengan tubuh. Orang
yang menjadi sandungan dan mudah tersandung tidak bisa menyembah
Tuhan, hidupnya tidak ada keindahan, dan selalu tenggelam; tidak
mungkin naik. Kalau dibiarkan akan tenggelam di lautan api dan
belerang.
-
Menjadi
sama dengan Iblis.
Matius
16: 23 16:23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis.
Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan
apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
Artinya:
tidak bisa bertobat.
Iblis mau menjadikan Yesus sebagai raja
dunia. Orang yang menjadi seteru salib--beribadah tetapi hanya
untuk mencari perkara jasmani--juga ingin menjadikan Yesus sebagai
raja dunia, berarti jadi sama dengan Setan yang tidak bisa
bertobat.
Manusia darah daging (memiliki tubuh) sebenarnya
bisa bertobat karena Yesus mati di kayu salib dalam bentuk darah
daging. Tetapi kalau menolak salib Kristus dan mau menjadikan
Yesus sebagai raja dunia, tidak akan bisa bertobat karena ia merasa
paling hebat, sehingga binasa selamanya.
Setan tidak
memiliki tubuh, sebab itu tidak bisa bertobat. Setan itu paling
jahat, najis, kotor, tetapi merasa hebat. Inilah yang ditanamkan
kepada manusia--merasa paling hebat, tidak ada salahnya, hingga
akhirnya tidak bisa bertobat juga.
Sikap
yang benar:
menerima undangan Tuhan; sama dengan menerima
dan menghargai salib Kristus. Tidak
rugi!
Di balik salib ada Roh Kudus/kasih karunia. Yohanes
16: 7 16:7.
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi,
Aku
akan mengutus Dia kepadamu.
'Aku
pergi'=
Yesus mati di kayu salib, tetapi bangkit dan naik ke sorga untuk
mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Roh Kudus adalah kasih
karunia Tuhan bagi bangsa kafir.
Tadi, untuk menyambut
kedatangan Tuhan kita butuh kasih karunia. Dan salah satu bentuk
kasih karunia bagi bangsa kafir adalah Roh Kudus.
Dalam Kisah
Rasul 2, pencurahan Roh Kudus di loteng Yerusalem hanya untuk bangsa
Israel. Dalam Kisah Rasul 10, terbuka kasih karunia Tuhan untuk
bangsa kafir.
Kisah
Rasul 10: 44-45 10:44.
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas
semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. 10:45. Dan semua
orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus,
tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia
Roh Kudus
dicurahkan ke atas bangsa-bangsa
lain
juga,
'golongan
bersunat'
= bangsa Israel.
Di balik salib ada Roh Kudus/kasih karunia
Tuhan. Membuang/menolak salib, akan jadi ular--seperti saat Musa
membuang tongkat dan jadi ular. Kalau kita menerima
salib--sengsara daging karena Yesus--, maka Roh Kudus/kasih karunia
Tuhan dicurahkan kepada kita. Tinggal pilih!
Sebab itu
merpati--ketulusan hati, damai sejahtera--jangan dijual, supaya
tidak menjadi ular.
Praktik
menerima salib dalam kehidupan sehari-hari:
-
Keluaran
15: 23-25
15:23.
Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air
yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai
orang tempat itu Mara. 15:24. Lalu bersungut-sungutlah bangsa
itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami
minum?" 15:25. Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN
menunjukkan kepadanya sepotong
kayu;
Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.
Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba
mereka,
Mara=
pahit. 'TUHAN
menunjukkan kepadanya sepotong kayu'
= menunjukkan berarti untuk dilihat. 'sepotong
kayu'=
salib
Yang pertama: kita
harus memandang salib. Artinya:
kita selalu mengoreksi
diri
oleh ketajaman pedang firman, sehingga kita bisa sadar, menyesal,
dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan
berbuat dosa lagi. Salib adalah tempat untuk menyelesaikan dosa.
Bukan menghakimi dosa.
Kita tidak menghakimi atau
menyalahkan orang lain tetapi saling mendoakan dan melayani.
Bukti
memandang salib:
- Tidak
bersungut-sungut tetapi selalu mengucap syukur--dulu orang Israel
bersungut-sungut kepada Musa.
- Tidak
berdusta, terutama saat menghadapi pahit getirnya hidup--susah
payah, letih lesu, beban berat dalam hidup.
Kalau dihadapi
dengan persungutan, dan saling menyalahkan akan tambah
capek.
Apalagi kalau berdusta dalam pencobaan, tambah
salah. Yang benar adalah jujur mengaku semuanya.
Hasilnya:
kita menerima Roh Kudus, yaitu Roh
Penghibur
yang mampu menjadikan semua yang pahit menjadi manis; yang hancur
jadi indah.
-
Keluaran
14: 16, 21
14:16.
Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah
tanganmu
ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan
berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:21. Lalu
Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu
TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin
timur yang keras,
membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah
air itu.
'angkatlah
tongkatmu'
= mengangkat salib. 'angin
timur yang keras'=
Roh Kudus. Waktu di loteng Yerusalem terjadi 'tiupan angin
keras' Inilah kegenapan dari angin timur yang bisa membelah Laut
Kolsom. Tiupan angin keras mampu menghilangkan dosa-dosa,
ketakutan-ketakutan dan sebagainya.
Yang kedua: kita
harus meninggikan salib Tuhan;
sama dengan mengangkat dan menghargai salib Tuhan, terutama untuk
menghadapi keadaan jalan buntu (kemustahilan), kematian, dan
kebinasaan.
Dulu Israel menghadapi jalan buntu. Di belakang
Firaun, di depan laut, kiri kanan tidak bisa dilalui. Hargai
salib!
Praktik
meninggikan salib:
- Tidak
mengandalkan segala sesuatu dari dunia: kepandaian, kekayaan,
kedudukan dan pengalaman.
Mungkin kita memilikinya, tetapi
jangan andalkan itu.
Kalau tidak mengandalkan apapun dari
dunia, Roh Kudus akan bekerja bagi kita. Saat di Mesir, Musa
memiliki kekayaan, kepandaian, dan kedudukan, tetapi tidak bisa
melayani dua orang malah jadi pembunuh. Sekarang, dua orang
adalah suami istri. Kalau mengandalkan semua dari dunia, tidak
akan bisa saling melayani dalam nikah tetapi saling membunuh--ada
kebencian, pertengkaran dan sebagainya.
- Berserah
penuh; mengulurkan tangan kepada Tuhan dan menyeru nama Yesus saat
menghadapi kemustahilan, kematian jasmani, bahkan
kebinasaan.
Kita
berseru dan berserah kepada Tuhan. Contoh:
penjahat di sebelah Yesus yang disalibkan, hanya berkata: Yesus,
ingatlah aku! Dan
Tuhan bisa menolong.
Hasilnya:
Roh Kudus sebagai Roh
Penolong
bagaikan angin timur berembus untuk membelah laut
Kolsom.
Artinya: Roh Kudus mampu menghapus segala
kemustahilan; ada jalan keluar dari segala masalah; ada masa depan
berhasil dan indah--Laut Kolsom terbelah sehingga ada
jalan.
Tinggikan salib! Hargai salib! Tuhan tolong kita.
Kita hanya menyerah sepenuh pada Tuhan.
Roh Kudus memakai
kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/pembangunan tubuh
Kristus--bangsa Israel menuju ke Kanaan.
-
1
Petrus 4: 12-14
4:12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala
api siksaan
yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang
luar biasa terjadi atas kamu. 4:13. Sebaliknya, bersukacitalah,
sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia
menyatakan kemuliaan-Nya. 4:14. Berbahagialah
kamu,
jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Yang
ketiga: kita
harus memikul salib.
Artinya:
rela sengsara daging tanpa dosa; rela sengsara daging karena Yesus:
beribadah melayani Tuhan, berpuasa, difitnah--tidak salah tetapi
disalahkan--, dan sebagainya.
Hasilnya:
Roh Kudus sebagai Roh
kemuliaan
dicurahkan kepada kita untuk:
- Memberi
kebahagiaan di tengah penderitaan.
Kita tidak akan menyangkal
Tuhan, malah mengucap syukur kepada Tuhan.
-
Melakukan
mujizat terbesar, yaitu mengubahkan kita dari manusia daging
menjadi manusia rohani seperti Yesus--shekinah
glory.
Tuhan
izinkan kita mengalami sengsara supaya kita mengaku bahwa kita
hanya tanah liat; kita kembali pada asal kita. Saat bayi, Musa
menangis, akhirnya selamat. Tetapi setelah dipakai Tuhan, ia
mulai tidak taat. Tuhan perintahkan untuk berkata kepada gunung
batu tetapi ia memukulnya, akhirnya Musa tidak boleh masuk ke
Kanaan. Di atas gunung penyembahan ia kembali jadi bayi dan bisa
masuk Kanaan.
Tuhan selalu mengingat kita hanya debu. Tuhan
izinkan kita mengalami sengsara supaya kita ingat bahwa kita hanya
kita hanya tanah liat yang tidak layak--banyak dosa--, tidak mampu
apa-apa, dan tidak berharga--hanya diinjak-injak. Jangan
sombong/angkuh tetapi bisa ditegor dan dinasihati! Kita bisa
mengutamakan Tuhan lebih dari semua.
Tanah liat akan berada
di tangan Sang Pencipta.
Kejadian
2: 7 2:7.
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan
nafas hidup
ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk
yang hidup.
Sang
Pencipta menghembuskan nafas hidup kepada kita. Karena itu kita
harus banyak menyembah Tuhan saat menghadapi kesulitan. Saat
itu Roh Kudus akan dicurahkan.
Roh Kudus mulai mengubahkan
kita. Siang ini Tuhan akan menghembuskan Roh Kudus, dan Ia akan
bekerja atas hidup kita, sehingga:
- Roh
Kudus menjadikan kita makhluk hidup.
Artinya: Roh Kudus
memberikan jaminan untuk hidup secara jasmani di tengah kesulitan
dunia sampai Antikris berkuasa di bumi.
Jangan bergantung
pada apapun di dunia! Kita hidup dari tangan kasih karunia
Tuhan.
- Roh
Kudus sanggup memberikan hidup rohani, yaitu hidup benar dan suci
di tengah dosa akhir zaman.
Kita mengalami damai sejahtera,
sehingga semua jadi enak dan ringan.
-
Yohanes
20: 21-22
20:21.
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu." 20:22.
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:
"Terimalah
Roh Kudus.
Tuhan
mengutus kita untuk bersaksi tentang kabar baik dan kabar
mempelai.
-
Yohanes
11: 38-40
11:38.
Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu.
Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. 11:39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang
yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah
berbau, sebab sudah empat hari ia mati." 11:40. Jawab
Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat
kemuliaan Allah?"
Tuhan
izinkan Lazarus mati terhadap keluarga yang mengasihi Tuhan dan
dikasihi oleh Tuhan, karena Ia ingin mereka bisa melihat
kemuliaan Allah. Lazarus mati empat hari bisa dibangkitkan
oleh Tuhan.
Artinya: busuk jadi harum; hancur jadi baik;
mustahil jadi tidak mustahil.
Jika Yesus datang kembali
kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; menjadi
mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya kembali
kedua kali di awan-awan yang permai. Kita memenuhi undangan Tuhan
untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba sampai masuk Yerusalem
baru selamanya.
Kita
memandang, meninggikan, dan memikul salib hari-hari ini. Roh Kudus
akan dicurahkan di tengah-tengah kita. Kasih karunia Tuhan
dicurahkan di tengah-tengah kita.
Tuhan memberkati.
|