Ibadah Raya Surabaya, 23 November 2025 (Minggu Siang)
[reload halaman ini - auto reload 5 menit]
Salam
sejahtera dalam Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.
Wahyu
22: 6-21 menunjuk pada tujuh
peringatan/nasihat/teguran kepada sidang jemaat akhir zaman,
supaya menjadi sempurna seperti Yesus dan tampil sebagai mempelai
wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai dan masuk Yerusalem baru selamanya--angka tujuh
menunjuk pada kesempurnaan.
- Ayat
7= peringatan
pertama: peringatan
yang dikaitkan dengan kebahagiaan dalam menerima firman nubuat
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 24 November 2024
sampai Ibadah
Raya Surabaya, 15 Desember 2024).
- Ayat
8-9= peringatan kedua:
peringatan
tentang penghormatan dan penyembahan
(diterangkan pada Ibadah
Doa Surabaya, 18 Desember 2024
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 08 Januari 2025).
- Ayat
10= peringatan
ketiga; peringatan
untuk tidak memeteraikan firman nubuat--firman pengajaran yang
benar; wahyu dari Tuhan--, karena waktunya sudah singkat
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 09 Januari 2025
sampai Ibadah Pendalaman
Alkitab Malang, 23 Januari 2025).
- Ayat
11-12= peringatan keempat: peringatan
tentang dua macam arus di dunia:
kesucian atau kenajisan. Kita harus tegas memilih (diterangkan pada
Ibadah
Raya Surabaya, 26 Januari 2025
sampai Ibadah Doa
Surabaya, 26 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 26 Februari 2025).
- Ayat
13-16= peringatan
kelima: peringatan
tentang membasuh jubah.
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2025
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 23 April 2025)
- Ayat
17= peringatan keenam: peringatan
tentang tugas gereja Tuhan, yaitu bersaksi dan mengundang
(diterangkan pada Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2025
sampai Ibadah
Pendalaman Alkitab Malang, 15 Mei 2025).
-
Wahyu
22: 18-21
22:18.
Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika
seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab
ini. 22:19.
Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini." 22:20.
Ia yang memberi kesaksian tentang
semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin,
datanglah, Tuhan Yesus! 22:21.
Kasih karunia Tuhan Yesus
menyertai kamu sekalian! Amin.
Peringatan
ketujuh: peringatan
untuk siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali di awan-awan permai,
yang dikaitkan dengan dua hal:
- Ayat
18-19= peringatan untuk tidak menambah dan
mengurangi--merubah--firman nubuat/firman pengajaran yang benar.
Kalau mau bertemu Yesus di awan yang permai, kembali ke alkitab
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 18 Mei 2025 sampai Ibadah
Raya Surabaya, 22 Juni 2025). Untuk kembali ke
Firdaus kita harus kembali ke alkitab. Keadaan dulu dan sekarang
harus sesuai dengan firman, bukan firman yang mengikuti.
- Ayat
21= peringatan untuk selalu hidup dalam kasih karunia Tuhan
(diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 29 Juni 2025).
AD.
7B Ayat
20= kita harus selalu siap sedia untuk menantikan dan menyambut
kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai.
Selalu
siap sedia artinya berusaha sungguh-sungguh lebih dari segala perkara
di dunia, supaya tidak ketinggalan saat Yesus datang kembali. Kalau
ketinggalan, semua yang kita peroleh di dunia akan jadi sia-sia dan
binasa selamanya di neraka.
'Ya,
Aku datang segera'=
kesiapan Yesus untuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan
sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Kepala.
'Amin,
datanglah Tuhan Yesus'=
kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita
sorga--tubuh--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di
awan-awan yang permai.
Yesus dan gereja Tuhan sudah siap,
sehingga terjadi pertemuan antara Yesus, Mempelai Pria
Sorga--Kepala--dengan gereja Tuhan, mempelai wanita sorga--tubuh--di
awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, yang
merupakan pintu masuk ke kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang
akan datang)--Wahyu 20--, dan Yerusalem baru selamanya (Wahyu
21-22).
Wahyu
3: 21 3:21.
Barangsiapa menang, ia
akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku,
sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku
di atas takhta-Nya.
Kita
duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya.
Karena
itu, selama
kita hidup di dunia kita harus merasakan suasana takhta sorga yang
semakin hari semakin jelas.
Kita mulai tidak terlalu terpengaruh dengan suasana dunia, sampai
satu waktu kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta
sorga.
Bagaimana
caranya? Wahyu
4: 6-7 4:6.
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat
makhluk
penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 4:7.
Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang
kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka
seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung
nasar yang sedang terbang.
Ada
empat
makhluk
di takhta sorga. Matius
4: 18-22 4:18.
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat
dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus,
dan Andreas,
saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka
penjala ikan. 4:19. Yesus berkata kepada mereka: "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 4:20.
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 4:21.
Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang
bersaudara, yaitu Yakobus
anak Zebedeus dan Yohanes
saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di
dalam perahu. Yesus memanggil mereka 4:22. dan mereka segera
meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Di
sini ada lima orang, tetapi yang dipanggil empat orang. Jadi, di
bumi ada empat
murid.
Dari penjala ikan menjadi penjala manusia--imam-imam. Mereka sedang
bekerja, tetapi tiba-tiba jadi penjala manusia. Ini adalah kewibawaan
Yesus. Dia tampil sebagai Imam Besar dan Raja segala raja--kepala
dari imam-imam dan raja-raja--mampu melepaskan kita dari ikatan
kesibukan di dunia untuk bisa melayani Dia.
Yesus melayani
sesuai dengan pola kerajaan sorga; suasana takhta sorga, karena itu
dari lima orang Ia hanya memanggil empat orang.
Jadi,
pelayanan
kita harus menampilkan takhta sorga di bumi. Dalam
pelayanan kita berpindah dari suasana dunia ke suasana takhta sorga.
Tidak rugi! Melayani Tuhan itu berarti diangkat. Kalau
bimbang terhadap kuasa dan pribadi Tuhan, justru kita tambah turun.
Contohnya Petrus diangkat tetapi tenggelam.
Tuhan memanggil
kita supaya kita merasakan suasana takhta sorga dan menampilkan
suasana sorga di di bumi.
Jadi, pelayanan di dunia harus
sesuai dengan kerajaan sorga. Praktiknya:
- Tadi
ayahnya ditinggal, artinya: tidak
boleh dipengaruhi oleh daging
dengan segala keinginan, emosi, perasaannya--takut, sungkan, merasa
kasihan tetapi tidak sesuai dengan firman--dan sebagainya.
Kita
murni melayani dalam urapan Roh Kudus.
- Terjadi
pemisahan antara yang benar dan tidak benar;
antara anak dan orang tua; antara kakak dan adik dan sebagainya,
sampai dua orang di tempat tidur--suami istri--bisa terpisah.
Apa
yang membuat perpisahan?
Bergantung pada pilihannya. Kalau memilih daging pasti akan
terpisah. Kalau memilih sorga, pasti akan jadi satu selamanya.
Empat
makhluk--empat murid--menunjuk pada empat sifat tabiat Yesus:
-
Petrus--singa--=
Yesus sebagai raja.
-
Andreas--lembu--=
Yesus sebagai hamba.
-
Yakobus--manusia--=
Yesus sebagai manusia yang sengsara.
-
Yohanes--burung
nasar--= Yesus sebagai Anak Allah.
Yesus
adalah Raja, tetapi Dia juga hamba--horizontal Yesus adalah Anak
Allah yang berkuasa dan sempurna, tetapi Dia juga manusia yang
sengsara--vertikal. Kalau ditarik garis, akan menjadi
salib.
[gambar
salib]
Jadi, empat murid adalah pelayan
Tuhan yang mengalami jalan salib.
Jadi,
kita
harus lewat jalan salib,
supaya bisa mengalami suasana takhta sorga di dunia sampai
benar-benar duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga. Di
balik salib adalah kemuliaan/takhta sorga. Yang belum melayani,
mari melayani. Setelah melayani Tuhan harus mengikuti jalan
salib.
Praktik
jalan salib dalam kehidupan sehari-hari:
-
1
Petrus 4: 1-2
4:1.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian,
--karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti
berbuat dosa--, 4:2.
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut
kehendak Allah.
Praktik
pertama: sengsara daging bersama Yesus untuk:
-
Berhenti
berbuat dosa dan kembali pada Tuhan= bertobat.
Kita
bertobat terutama dari delapan dosa yang membawa ke takhta
Setan--neraka.
Wahyu
21: 8 21:8.
Tetapi orang-orang penakut(1),
orang-orang yang tidak percaya(2),
orang-orang keji(3),
orang-orang pembunuh(4),
orang-orang sundal(5),
tukang-tukang sihir(6),
penyembah-penyembah berhala(7)
dan semua pendusta(8),
mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian
yang kedua."
Penakut=
takut pada sesuatu sampai melawan Tuhan. Contoh: takut nilai
jelek lalu menyontek; takut berkorban untuk Tuhan.
Kalau
takut berkorban untuk Tuhan, pasti akan mengorbankan Tuhan seperti
Yudas Iskariot. Ada orang mengurapi Yesus dengan minyak, dia malah
marah.
'orang-orang
keji'
= jahat. 'orang-orang
pembunuh'
= benci tanpa alasan. 'orang-orang
sundal'
= kenajisan.
Kita harus bertobat dari delapan dosa yang
membawa kita kepada suasana takhta Setan--neraka. Tinggalkan semua,
dan kita akan beralih
kepada suasana kebenaran.
Kita hidup dalam kebenaran dan menjadi senjata kebenaran--melayani
Tuhan dengan setia dan benar--, sehingga kita mengalami
suasana takhta sorga.
Takhta
sorga adalah kebenaran--'carilah
dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya!'
-
'menurut
kehendak Allah'=
taat
dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar
sekalipun bertentangan dengan daging.
Kalau taat kepada
kehendak Tuhan, kita akan dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus
dengan dasar yang kuat. Matius
7: 24-25 7:24.
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana,
yang mendirikan rumahnya di
atas batu. 7:25.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh
sebab didirikan di atas batu.
'perkataan-Ku'
= perkataan Yesus; firman yang dibukakan rahasianya ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Inilah firman pengajaran
yang benar.
Hasilnya:
-
Kita
menjadi orang bijaksana; kita menerima hikmat sorga.
Pengkhotbah
10: 10 10:10.
Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus
memperbesar tenaga, tetapi yang
terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
'Jika
besi menjadi tumpul '
= krisis. 'orang
harus memperbesar tenaga'
= inilah rumus dunia. Saat krisis, kerja dipacu terus sampai tidak
bisa beribadah.
Sistem Setan adalah sibuk di dunia sampai
meninggalkan Tuhan, sehingga lebih sengsara dan dekat dengan
takhta setan. Dulu, saat Musa diperintahkan Tuhan mengeluarkan
bangsa Israel ke padang gurun untuk beribadah kepada Tuhan, Firaun
malah memperberat kerja paksa bangsa Israel--jerami tidak
diberikan tetapi batu bata harus tetap sama. Semakin dipersulit
untuk beribadah.
Menghadapi krisis di akhir zaman, yang
terpenting adalah mengandalkan
hikmat Tuhan.
Ini yang mampu menjamin keberhasilan hidup kita. Hikmat= firman
yang dipraktikkan.
- Kita
juga dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna--rumah rohani di atas kurban Kristus--, sehingga kita
tahan uji menghadapi serangan Setan tritunggal:
- Hujan
lebat= Setan dengan roh najis.
- Angin
kencang= nabi palsu dengan ajaran palsu dan gosip.
- Banjir=
Antikris dengan kekuatan Mamon
Semuanya
menghantam pembangunan tubuh Kristus mulai dari nikah. Hati-hati!
Banyak nikah yang hancur.
Tetapi kalau kita hidup benar,
menjadi senjata kebenaran, taat dengar-dengaran--membangun rumah
rohani di atas dasar kurban Kristus--, kita akan tahun uji
menghadapi serangan Setan tritunggal, sehingga nikah,
penggembalaan, dan persekutuan tidak rubuh, sampai menjadi tubuh
Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk
menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Benar-benar duduk bersanding
dengan Yesus di takhta sorga selamanya.
-
2
Korintus 6: 4-5
6:4.
Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami
adalah pelayan Allah,
yaitu: dalam menahan dengan penuh
kesabaran
dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, 6:5. dalam menanggung
dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam
berjaga-jaga dan berpuasa;
Praktik
kedua: sengsara
daging untuk melayani Tuhan sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan
percayakan.
Praktiknya:
sabar.
Ada
tiga macam kesabaran dalam pelayanan:
-
Sabar
dalam penderitaan.
Artinya:
tidak bersungut-sungut, kecewa, putus asa, dan meninggalkan
pelayanan saat menghadapi penderitaan tetapi selalu mengucap
syukur, sehingga kita mengalami kekuatan yang berlimpah dari
Tuhan.
Kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan dari Tuhan
sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang
kembali.
Dalam penderitaan, tidak boleh mengomel dan
menyalahkan orang, tetapi mengucap syukur kepada Tuhan.
Kisah
Rasul 5: 41 5:41.
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan
gembira,
karena mereka telah dianggap
layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
"Memang
ada penderitaan dan gesekan. Sudah bekerja sungguh-sungguh tetapi
pekerjaannya tidak diterima. Dulu saat BTIC pertama (tiga
pembicara), saya menggunakan rugos untuk menulis nama-namanya
semalaman sampai pagi. Setelah bantu pasang bangku lalu ke jalan
Johor. Dari situ saya berkenalan dengan Pdt In Juwono dan Pdt Pong.
Sesudah itu siang harinya saat saya mengajar di sekolah saya
ditelepon: Salah semuanya dan harus dibongkar. Inilah namanya sabar
dalam penderitaan. Padahal saat itu saya bukan pengerja."
-
Sabar
dalam menunggu waktu Tuhan.
Seperti
petani mencangkul, menanam benih, menyiram, tidak mungkin besok
langsung berbuah. Harus sabar menunggu waktu Tuhan.
Yohanes
7: 6 7:6.
Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi
bagi
kamu selalu ada waktu.
Tuhan
belum menolong berarti Ia masih sibuk dengan kerohanian kita--masih
banyak kekurangan dan kelemahan; dosa-dosa dan sebagainya. Ia mau
meningkatkan kerohanian kita lebih dulu.
Bagi kita selalu
ada waktu, artinya:
- Kita
selalu ada waktu untuk koreksi diri sesuai dengan ketajaman pedang
firman. Kalau ditemukan dosa, kita harus mengaku dosa kepada Tuhan
dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Kita
ada kesempatan untuk menyerah dan berharap sepenuh kepada Tuhan.
Kita hanya menyembah Tuhan.
Kalau
segala dosa sudah disingkirkan, kita sudah berserah dan menyembah,
itulah waktu-Nya Tuhan bekerja dalam hidup kita. Dia akan
menyelesaikan semuanya. Kita tidak hancur karena rohani kita sudah
ditolong. Kalau hanya jasmani yang ditolong, lama-lama kita
tidak akan memperhatikan yang rohani, sehingga kita hancur.
Saat
ada masalah, justru saatnya kita mendengar firman. Tidak mungkin
bisa menyelesaikan masalah tanpa mendengar firman.
Kalau
sudah waktunya Tuhan, semua akan jadi indah.
-
Sabar
dalam menantikan kedatangan Yesus kedua kali.
Roma
8: 25 8:25.
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita
menantikannya
dengan tekun.
'mengharapkan
apa yang tidak kita lihat'=
terutama mengharapkan kedatangan Tuhan kedua kali--terangkat di
awan permai masuk perjamuan kawin Anak Domba, sampai masuk Firdaus
dan duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga. Artinya: kita
harus tekun dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang
benar.
Kita tergembala pada firman pengajaran yang benar,
bukan yang lain. Yang penting kita tetap melekat pada firman
pengajaran yang benar. Setan mendatangkan masalah, penderitaan,
supaya kita lepas dari pokok, sehingga tidak ada lagi
harapan.
Tetapi selama ranting tetap melekat pada pokok
anggur yang benar, cepat atau lambat akan ada hasilnya.
Hasilnya:
- Bertumbuh
secara kualitas dan kuantitas.
Kita semakin disucikan dari dosa-dosa dan puncaknya dosa, sehingga
bisa hidup dalam kesucian.
Kalau bertumbuh secara kualitas,
kuantitas juga akan bertumbuh. Yang jasmani akan bertumbuh, tidak
mungkin tidak. Semua ditambahkan oleh Tuhan.
- 'Bapa-Kulah
pemeliharanya'=
kita
dipelihara oleh Tuhan secara langsung.
Kita hidup dari kemurahan Tuhan, bukan dari yang lain.
Tuhan
sebagai Gembala Agung dan Imam Besar sanggup memelihara kita di
tengah kesulitan dunia lewat kemurahan-Nya yang tak terbatas oleh
apapun. Gaji dan sebagainya terbatas, tetapi kemurahan Tuhan
tidak terbatas.
Kita dipelihara sampai kita berkata: Takkan
kekurangan aku. Artinya:
kita hidup berkelimpahan:
- Menjadi
berkat bagi orang lain dan pekerjaan Tuhan--tidak egois.
- Segala
yang kita butuhkan Tuhan sediakan tepat pada waktunya.
- Kita
aktif dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna--Kanaan berlimpah susu dan madu; Kanaan menunjuk pada
kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
- Sempurna
seperti Yesus. Ini adalah buah yang paling manis; buah mempelai
wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua
kali. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba sampai duduk
bersanding dengan Yesus di takhta sorga.
Mau
ke takhta sorga, mulai sekarang bersuasana takhta sorga sampai
benar-benar duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.
Hanya
ada satu jalan yaitu jalan salib. Bertobat, hidup benar, taat
dengar-dengaran, dan rela sengsara daging untuk melayani Tuhan.
Praktiknya: sabar dalam penderitaan, sabar menunggu waktu Tuhan, dan
sabar menanti kedatangan Yesus kedua kali.
-
2
Korintus 4: 16-17
4:16.
Sebab itu kami
tidak tawar hati,
tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia
batiniah kami dibaharui
dari sehari ke sehari. 4:17. Sebab penderitaan
ringan
yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang
melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami.
'penderitaan
ringan'
= jangan membesarkan penderitaan. Inilah cara Setan untuk
mengganggu Israel saat mau masuk ke Kanaan: 'firman
memang benar, tetapi ada suku Enak yang memakan manusia.'
Ini membesarkan pencobaan daripada firman. Seringkali kita
terjebak.
Penderitaan ringan karena dibandingkan dengan
kemuliaan kekal yang akan kita terima. Jadi, jangan membesarkan
masalah.
Praktik ketiga: sengsara daging tanpa dosa; sengsara
daging kehendak Tuhan; sama dengan mengalami
percikan darah.
Mengapa
kita harus mengalami percikan darah?
-
Mengalami
pembaharuan
dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai
dari tidak tawar hati--kuat
teguh hati.
Begitu
Harun memercikkan darah dan menaikkan dupa, terjadi shekinah
glory--kemuliaan;
keubahan.
Menghadapi percikan darah harus banyak
menyembah--menaikkan dupa--, kalau tidak, tidak akan kuat--bisa
menyangkal Tuhan.
Kuat teguh hati artinya: tidak kecewa,
putus asa, dan tinggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi, tetapi
tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat
dengar-dengaran sehingga tidak berbuat dosa; tetap setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan; tetap menyembah
Tuhan--percaya dan berharap sepenuh pada Tuhan.
Mazmur
27: 14 27:14.
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya,
nantikanlah TUHAN!
Kuat
teguh hati adalah landasan yang kuat untuk menantikan kedatangan
Tuhan, sekaligus menaikkan kita ke awan-awan yang permai saat Dia
datang kembali.
-
Menerima
kasih karunia Tuhan.
1
Petrus 2: 19 2:19.
Sebab adalah kasih
karunia,
jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Kita
hidup dalam kemurahan dan belas kasih Tuhan. Kalau ada jalan
salib, akan ada kemurahan dan belas kasih Tuhan.
Hasilnya:
-
Kasih
karunia Tuhan sanggup menyelamatkan
kita sekeluarga.
Kejadian
6: 8 6:8.
Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Ini
sama dengan keselamatan
mempelai--dulu
empat pasang mempelai yang masuk bahtera Nuh. Artinya: Tuhan
sanggup melindungi kita dari celaka marabahaya, hukuman Allah,
dosa dan puncaknya dosa, ajaran palsu, kehancuran nikah dan buah
nikah, penghukuman Tuhan yang akan datang sampai kiamat-neraka
(tiga kali tujuh hukuman), Antikris yang berkuasa di bumi tiga
setengah tahun. Kita selamat. Kita disingkirkan ke padang gurun,
jauh dari mata Antikris yang berkuasa di bumi. Kita dilindungi dan
dipelihara langsung oleh Tuhan sampai sempurna saat Tuhan datang
kembali.
Kita juga mengalami kebahagiaan sorga di
tengah-tengah kita, sehingga kita menjadi saksi Tuhan.
-
Kasih
karunia Tuhan sanggup memberikan keberhasilan
mempelai.
Kejadian
39: 21, 23 39:21.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara
itu. 39:23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang
dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa
yang dikerjakannya dibuat
TUHAN berhasil.
'kasih
setia-Nya'
= kemurahan Tuhan.
Yusuf dimasukkan dalam penjara--serba
terbatas--, tetapi tangan kasih Tuhan tidak terbatas, sehingga
Yusuf bisa berhasil dan indah pada waktunya.
Mari,
sungguh-sungguh berjalan di jalan salib supaya hidup dalam tangan
kasih karunia Tuhan!
-
Kasih
karunia Tuhan sanggup menyucikan
dan mengubahkan kita
sampai sempurna seperti Yesus.
Wahyu
22: 20-21 22:20.
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya,
Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! 22:21.
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Kita
menjadi mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan
Yesus kedua kali. Kita mengalami kemuliaan
mempelai.
Kita
masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai
(Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru. Kita duduk
bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya
Kita
masih hidup di dunia tetap harus merasakan suasana takhta sorga lewat
jalan salib, sampai berada di dalam tangan kasih karunia
Tuhan.
Tuhan memberkati.
|