Ibadah Raya Surabaya, 30 November 2025 (Minggu Siang)
[reload halaman ini - auto reload 5 menit]

Salam sejahtera dalam Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.

Wahyu 22: 6-21 menunjuk pada tujuh peringatan/nasihat/teguran kepada sidang jemaat akhir zaman, supaya menjadi sempurna seperti Yesus dan tampil sebagai mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan masuk Yerusalem baru selamanya--angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan.



  1. Ayat 7= peringatan pertama: peringatan yang dikaitkan dengan kebahagiaan dalam menerima firman nubuat (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 24 November 2024 sampai Ibadah Raya Surabaya, 15 Desember 2024).



  2. Ayat 8-9= peringatan kedua: peringatan tentang penghormatan dan penyembahan (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 18 Desember 2024 sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Januari 2025).



  3. Ayat 10= peringatan ketiga; peringatan untuk tidak memeteraikan firman nubuat--firman pengajaran yang benar; wahyu dari Tuhan--, karena waktunya sudah singkat (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Januari 2025 sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Januari 2025).



  4. Ayat 11-12= peringatan keempat: peringatan tentang dua macam arus di dunia: kesucian atau kenajisan. Kita harus tegas memilih (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 26 Januari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 26 Februari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 26 Februari 2025).



  5. Ayat 13-16= peringatan kelima: peringatan tentang membasuh jubah. (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2025 sampai Ibadah Doa Surabaya, 23 April 2025)



  6. Ayat 17= peringatan keenam: peringatan tentang tugas gereja Tuhan, yaitu bersaksi dan mengundang (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2025 sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 Mei 2025).



  7. Wahyu 22: 18-21
    22:18. Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
    22:19. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
    22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
    22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

    Peringatan ketujuh: peringatan untuk siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali di awan-awan permai, yang dikaitkan dengan dua hal:



    1. Ayat 18-19= peringatan untuk tidak menambah dan mengurangi--merubah--firman nubuat/firman pengajaran yang benar.
      Kalau mau bertemu Yesus di awan yang permai, kembali ke alkitab (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 18 Mei 2025 sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Juni 2025).
      Untuk kembali ke Firdaus kita harus kembali ke alkitab. Keadaan dulu dan sekarang harus sesuai dengan firman, bukan firman yang mengikuti.



    2. Ayat 21= peringatan untuk selalu hidup dalam kasih karunia Tuhan (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 29 Juni 2025).


AD. 7B

Ayat 20= kita harus selalu siap sedia untuk menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai.

'Ya, Aku datang segera'= kesiapan Yesus untuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Kepala.

'Amin, datanglah Tuhan Yesus'= kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita sorga--tubuh--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Yesus dan gereja Tuhan sudah siap, sehingga terjadi pertemuan antara Yesus, Mempelai Pria Sorga--Kepala--dengan gereja Tuhan, mempelai wanita sorga--tubuh--di awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, yang merupakan pintu masuk ke kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang)--Wahyu 20--, dan Yerusalem baru selamanya (Wahyu 21-22).

Kitab Kejadian dimulai dengan nikah jasmani antara Adam dan Hawa.
Pada mulanya nikah Adam dan Hawa adalah nikah yang mulia; sepadan--satu iman, satu pengajaran, satu baptisan, satu pelayanan, dan satu penggembalaan seperti satu bahtera Nuh.

Nikah manusia ditempatkan di taman Eden, tetapi Setan datang dalam bentuk ular untuk merusak nikah Adam dan Hawa, sehingga mereka tidak taat pada firman, dan berbuat dosa.
Akibatnya: diusir dari taman Eden ke dalam dunia yang terkutuk.

Di dalam dunia, semua manusia sudah berbuat dosa, sehingga banyak nikah yang berbuat dosa; terjadi kehancuran nikah dan buah nikah, sehingga hidup dalam suasana kutukan: letih lesu, beban berat, susah payah, dan air mata.
Kalau dibiarkan, akan binasa selamanya di neraka.

Karena itu, Tuhan memberikan peringatan dan sekaligus Ia mengundang.

Wahyu 19: 9
19:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Nikah sudah berbuat dosa, hancur, dan menuju kebinasaan, karena itu Tuhan memberikan peringatan kepada kita dan sekaligus Ia mengundang kehidupan dan nikah yang sudah hancur untuk menjadi mulia, dan layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru.

Ini adalah kemurahan Tuhan. Sekalipun sudah diberi peringatan tetapi banyak yang tidak menghiraukan. Karena itu Ia masih mengundang kita.

Dengan apa Tuhan mengundang? Kabar mempelai (Wahyu 19: 9, Matius 25: 6).

Dua macam pemberitaan firman:



  1. Firman penginjilan/kabar baik/Injil keselamatan, yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dalam dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.

    Efesus 1: 13
    1:13. Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Amsal 25: 25
    25:25. Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

    Sikap kita: menerima--mendengar dan dengar-dengaran--firman penginjilan, sehingga kita bisa:



    • Percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.



    • Bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan--mati terhadap dosa.



    • Masuk baptisan air yang benar.
      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi (Roma 6: 4; Titus 2: 12).



    • Baptisan Roh Kudus. Ini adalah hidup baru kita setelah masuk baptisan air yang benar.

      Kalau baptisannya tidak benar, berarti belum dibaptis.

      Kalau baptisannya benar, kita akan menerima baptisan Roh Kudus, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Kita selamat dan diberkati.



  2. Firman pengajaran/kabar mempelai/cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga untuk menyucikan dan mengubahkan orang-orang yang sudah selamat sampai pada kesempurnaan untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kemudian masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru selamanya

    2 Korintus 4: 3-4
    4:3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
    cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Sudah selamat dan diberkati, tetapi belum tahu harus ke mana. Karena itu perlu firman pengajaran.


Jadi, kita harus menerima penginjilan dan pengajaran.

Waspada! Ada ilah zaman ini.
2 Korintus 4: 4
4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Ilah zaman ini adalah berhala lembu emas.
Inilah yang menghalangi pemberitaan kabar mempelai, dan berhala ini bertahan bahkan meningkat sejak dari Israel keluar dari Mesir sampai nanti saat gereja Tuhan akan keluar dari dunia.

Berhala lembu emas menunjuk pada kekerasan hati.

Keluaran 32: 9
32:9. Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

'tegar tengkuk' = keras hati.

Banyak gereja Tuhan yang menolak undangan Tuhan/pemberitaan kabar mempelai karena mempertahankan kekerasan hati.

Sikap kita terhadap undangan Tuhan--kabar mempelai--sama dengan sikap hati kita, yaitu kita harus menerima kabar mempelai dengan hati lembut.

Dalam menyambut kedatangan Tuhan kedua kali harus jaga perhatian--memperhatikan firman pengajaran dan kemurahan Tuhan. Sekarang, jaga hati. Jangan keras hati, tetapi hati yang lembut.

Praktik hati lembut:



  1. Yakobus 1: 19-22
    1:19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
    1:20. sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
    1:21. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
    terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
    1:22. Tetapi hendaklah kamu
    menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

    Yang pertama: bisa menerima firman Allah/kabar mempelai sekeras dan setajam apapun.

    Contoh: perempuan Kanaan bisa menerima saat Tuhan berkata: Tidak patut mengambil roti untuk anak-anak dan dilemparkan kepada anjing.

    Prosesnya yaitu cepat mendengar.
    Artinya:



    • Kita harus meningkat dari mendengar firman penginjilan ke pengajaran.



    • Mendengar kabar mempelai dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan sampai mengerti, percaya--menjadi iman di dalam hati--, dan melakukannya--'menjadi pelaku firman'.

      Bukti mengerti firman adalah lambat berkata-kata; sama dengan banyak berdiam diri--koreksi diri oleh ketajaman pedang firman.

      Banyak berkata-kata, pasti banyak mengatakan kesalahan orang lain.

      Kalau firman jadi iman di dalam hati, hati akan terharu, sehingga kita bisa sadar akan kekurangan, menyesal, dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
      Saat itu kita diselamatkan dan diberkati oleh Tuhan.

      'menjadi pelaku firman'= kita mempraktikkan kabar mempelai dalam kehidupan sehari-hari; taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu salib--, sehingga kita mengalami penyucian dan pembaharuan dari manusia berdosa menjadi manusia sempurna--mulia--seperti Yesus untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru selamanya.



    Permulaan menjadi sempurna adalah tidak ada dusta.
    Selama masih ada dusta, tidak akan bisa mulia seperti Yesus.
    Dusta diubahkan jadi jujur--ya katakan ya, tidak katakan tidak.

    Kalau berdusta, tidak akan ada harapan untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali. Kalau berdusta akan mengarah ke Setan--bapa pendusta.

    Kita jujur mulai dari jujur soal pengajaran--pribadi Tuhan.
    Titus 2: 7
    2:7. dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,

    Pengajarannya benar, kita harus katakan itu benar, kita dengar, lakukan, dan doakan.
    Pengajarannya salah, jangan pernah mendengar satu kalipun.
    Firman pengajaran yang benar itu ada dalam alkitab. Mari kita baca ayat menerangkan ayat.
    Jangan mencampur pengajaran! Kalau dicampur, akan binasa.

    Ibrani 13: 4-5
    13:4. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
    13:5.
    Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

    'penuh hormat' = jujur.

    Kalau jujur soal pengajaran, akan bisa jujur soal nikah dan keuangan.

    Jujur dalam nikah rumah tangga artinya



    • Menjaga kebenaran nikah sesuai dengan firman pengajaran yang benar.



    • Menjaga kesucian nikah mulai dari permulaan nikah! Jangan ada perselingkuhan.



    • Menjaga kesatuan nikah lewat saling mengaku dan mengampuni. Kalau bersalah mengaku, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau benar, mengampuni dan melupakannya.



    Kalau menjaga kebenaran, kesucian, dan kesatuan nikah, nikah akan mencapai perjamuan kawin Anak Domba.

    Jujur soal keuangan (ayat 5). Dalam berkat yang kita terima dari Tuhan, ada tiga orang yang harus kita ingat:



    • Tuhan yang memberi berkat. Kita ingat lewat mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus.



    • Sesama yang membutuhkan. Kita harus memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.



    • Berkat untuk kita nikmati dan memuliakan Tuhan, bukan untuk berfoya-foya.



    Setelah itu baru bisa jujur dalam perkataan dan segala hal.

    Hasilnya: 'Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau'= Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Dia tampil sebagai kepala yang mati di Bukit Tengkorak untuk bertanggung jawab atas hidup kita.
    Tuhan memelihara dan melindungi kita secara ajaib--seperti anak ayam di bawah kepak sayap induknya.
    Sehebat apapun kita di akhir zaman ini, kita hanya seperti anak ayam. Kita tidak hidup dari gaji, dan sebagainya, tetapi dari Tuhan.

    Tuhan mampu menolong kita untuk menyelesaikan semua masalah yang mustahil dan dosa-dosa sampai kita sempurna.



  2. Matius 11: 28-30
    11:28. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
    11:29. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
    lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
    11:30. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

    Yang kedua: rendah hati dan lemah lembut, sehingga bisa menerima sesama dalam kelebihan dan kekurangan--apa adanya.

    Terhadap kelebihan sesama kita tidak iri, tetapi mengucap syukur kepada Tuhan dan mendukung dia--bersekutu dengan dia untuk mencari caranya supaya bisa berhasil, bukan untuk berhutang.

    Terhadap kekurangan sesama kita harus saling mengaku dan mengampuni.

    Orang rendah hati dan lemah lembut memiliki tujuh 'saling':



    • Saling mengaku dan mengampuni.
      Efesus 4: 32
      4:32. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

      Dosa diselesaikan oleh darah Yesus, dan kita hidup benar.



    • Saling mendoakan.
      Yakobus 5: 16
      5:16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

      Doa orang benar dijawab oleh Tuhan.



    • Saling membantu.
      Efesus 4: 2
      4:2. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

      Kita bisa tolong menolong.
      Tuhan memberikan isteri sebagai penolong, sehingga nikah bisa saling tolong menolong.




    • Saling menasihati.
      Roma 15: 14
      15:14. Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati.



    • Saling membangun dalam damai sejahtera.
      Roma 14: 19
      14:19. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.

      Kalau suami, isteri, anak, orang tua damai sejahtera, maka saling membangun. Nikah bisa dibangun sampai sempurna dan mencapai perjamuan kawin Anak Domba.

      Kalau hati benci, saling merobohkan.




    • Saling memberi hormat.
      Roma 12: 10
      12:10. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

      Suami isteri saling menghormati.
      Saling menghormati artinya tidak sewenang-wenang; tidak menganggap rendah orang lain, mulai dari dalam nikah.



    • Saling mengasihi.
      Roma 12: 10
      12:10. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.



    Hasilnya:



    • Kita hidup dalam ketenangan; damai sejahtera, sehingga semua jadi enak dan ringan.



    • Angka tujuh--tujuh lampu pada pelita emas--artinya tujuh pelita tetap menyala, sehingga kita sekeluarga tetap dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

      Semuanya enak dan ringan, sehingga kita tidak pernah melepaskan pelayanan dan nikah rumah tangga.



    • Kita bebas dari kegelapan gantang dan tempat tidur.
      Kegelapan gantang= kegelapan ekonomi yang menghancurkan nikah.
      Kegelapan tempat tidur= dosa makan minum dan kawin mengawinkan--percabulan.

      Kita mengalami kebahagiaan sorga sampai masuk nikah yang sempurna yaitu perjamuan kawin Anak Domba.



    Inilah praktik hati yang lembut. Jangan hati keras; menyembah lembu emas.

    Praktik pertama: bisa menerima firman sekeras apapun dan mempraktikkannya.

    Kedua: rendah hati dan lemah lembut; bisa menerima sesama dalam kelebihan dan kekurangan.



  3. Rendah hati dan lemah lembut, sehingga kita bisa menyembah Tuhan.

    Mazmur 141: 1-3
    141:1. Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
    141:2. Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan
    tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
    141:3. Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!

    Menyembah Tuhan adalah mata tertuju kepada Dia, mulut menyeru nama-Nya, dan tangan diangkat/diulurkan kepada Dia; sama dengan berseru berserah kepada Dia.

    Kita seperti bayi yang menangis kepada Tuhan. Kita hanya menunjukkan kekurangan dan kelemahan kita kepada Tuhan. Kita hanya bergantung sepenuh pada kasih karunia Tuhan semata-mata.

    Wahyu 22:21
    22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

    Dijaga! Jangan sampai keras hati yaitu mengandalkan diri sendiri dengan kedudukan, kepandaian, kekuatan dan kekayaannya! Orang keras hati hanya akan melihat dan menghakimi kekurangan orang lain karena merasa dirinya hebat; tidak ada kekurangan.

    Sudah keras hati pun, Tuhan masih mau menolong lewat Dia izinkan sesuatu yang luar biasa terjadi dalam hidup kita, sehingga kita mau tidak mau harus memandang Dia, mengangkat tangan kepada Dia, dan berseru nama-Nya. Kita kembali menjadi bayi yang menangis kepada Dia.

    Saat Musa masih bayi, ia selamat. Tetapi setelah dipakai Tuhan, ia keras hati--tidak taat pada perintah Tuhan untuk berkata pada gunung batu (Musa memukul gunung batu karena marah terhadap bangsa Israel). Air keluar, tetapi Musa tidak boleh masuk Kanaan.
    Tetapi untung di gunung penyembahan, Musa bisa tampil dan tertolong.

    Ingat! Kalau kita mengalami ujian habis-habisan dan sudah tidak bisa lagi, mari kembali menjadi seperti bayi yang hanya menangis kepada Tuhan dan bergantung kepada belas kasih Tuhan.

    Contoh dan hasilnya:



    • Matius 14: 29-32
      14:29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
      14:30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan
      mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
      14:31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau
      bimbang?"
      14:32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.

      Petrus bimbang, artinya merasa lebih hebat dari Tuhan dan membesarkan pencobaan lebih dari kuasa Tuhan.
      Tuhan izinkan ia mulai tenggelam, sehingga ia otomatis mengulurkan tangan--berserah dan berseru kepada Tuhan.

      Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya, sehingga Petrus diangkat.

      Mulai tenggelam artinya semua mulai merosot secara jasmani--pekerjaan, studi dan sebagainya. Mari, kembali menjadi seperti bayi; pandang Yesus, berseru dan berserah kepada Dia.

      Tuhan akan mengangkat kita dari kemerosotan; yang gagal menjadi berhasil dan indah pada waktunya.



    • Perempuan yang pendarahan dua belas tahun.
      Ia mengandalkan hartanya untuk ke tabib.

      Markus 5: 25-28
      5:25. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
      5:26. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga
      telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
      5:27. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan
      menjamah jubah-Nya.
      5:28. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

      Tuhan izinkan keadaannya makin buruk sampai ia bisa melihat Yesus, berseru nama-Nya dan mengulurkan tangan untuk menjamah jubah Yesus.

      Ia mengalami kuasa untuk menyelesaikan semua masalah yang mustahil; ia mengalami kebahagiaan.



    • 1 Petrus 5: 5-6
      5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
      5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
      ditinggikan-Nya pada waktunya.

      Kaum muda merasa hebat sehingga tidak taat pada Tuhan--firman pengajaran yang benar--, gembala yang benar, dan orang tua yang benar--kaum muda sombong.

      Tuhan izinkan kaum muda untuk direndahkan; hidupnya dipermalukan sampai sadar dan kembali taat/tunduk pada orang tua, gembala, dan Tuhan sampai berseru, berserah dan mengulurkan tangan kepada Tuhan; bergantung pada belas kasih Tuhan.

      Tangan Tuhan diulurkan untuk meninggikan pada waktunya (ayat 6).

      Dan pada saat kedatangan Yesus kedua kali, kita ditinggikan di awan-awan yang permai. Artinya kita disucikan dan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru selamanya.


Kita gunakan kesempatan untuk berseru dan berserah kepada Tuhan. Tuhan ada di tengah kita. Dia mengulurkan tangan kasih karunia-Nya kepada kita semuanya.

Tuhan memberkati.